Tuesday 21 May 2013

PERPUSTAKAAN DIGITAL

Perkembangan dan kemajuan teknologi dalam bidang informasi, contohnya tentang penemuan jaringan internet, informasi dalam bentuk digital dan sebagainya, sehingga bisa dikatakan teknologi informasi telah merasuki segala bidang dan berbagai lapisan masyarakat. Orang-orang sudah terbiasa dengan internet yang semuanya dapat diakses secara mudah dan mulai meninggalkan yang berbau manual, misalnya saja, saat ini banyak orang yang lebih suka membaca e-book dibandingkan membaca buku cetak dan contoh lainnya. Namun, semua itu memberikan dampak positif untuk dunia perpustakaan. Di negara-negara maju, tingkat antusiasme dalam penerapan teknologi di bidang perpustakaan mendapat respon yang sangat tinggi. Semua itu lahir untuk merespon perkembangan teknologi yang semakin mutakhir dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pencari informasi atau pemustaka.
Semua itu tidak langsung begitu saja dapat terwujud, terdapat tantangan yang besar yang harus dihadapi diantaranya berkaitan dengan anggaran, sumber daya manusia, profesional yang terbatas dan dukungan kebijakan yang kurang baik. Perpustakaan adalah bangunan utama untuk untuk melahirkan suatu komunitas ilmiah dan masyarakat yang informatif. Perpustakaan juga merupakan jalan menuju  masyarakat modern yang berperadaban.
Di era global ini perpustakaan harus dapat berkembang menyesuaikan dengan meledaknya sumber-sumber informasi yang semakin beragam, sehingga informasi yang dikelola oleh perpustakaan harus relevan. Oleh karena itu kita di tuntut untuk berfikir secara cerdas dalam menentukan informasi yang digunakan  untuk kehidupan kita sehari-hari.
Mencari informasi tidak hanya di perpustakaan tetapi dapat juga mencarinya di internet. Perpustakaan yang notabene sebagai sumber atau tempat informasi yang dibutuhkan harus menyesuaikan kebutuhan pengguna yang semakin beragam. Dalam hal ini internet menjadi pesaing utama karena menjanjikan kecepatan dan kemudahan dalam mendapatkan informasi. Setidaknya perlu dibuatkan sebuah perpustakaan alternatif untuk menyainginya. Yang menjadi pertanyaan apakah perpustakaan mampu untuk bersaing?



Perpustakaan berasal dari kata dasar pustaka yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kitab atau buku. Perpustakaan berarti sebuah ruangan, bagian dari sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual (Sulistyo Basuki: 1991, 3). Selain buku, di dalamnya juga mengoleksi bahan cetak lainnya seperti majalah, laporan, pamflet, manuskrip, dan berbagai karya audio visual seperti film, slide, kaset, piringan hitam, serta bentuk mikro seperti mikrofilm dan mikrofis. Sepanjang sejarah manusia, perpustakaan bertindak menjadi tempat penyimpan khazanah hasil buah fikir manusia, dan hasil itu kemudian dituangkan dalam bentuk cetak, non cetak ataupun dalam bentuk elektronik (digital).
Perkembangan perpustakaan secara internasional meliputi Afrika, Asia, Eropa, Australia dan Amerika. Serta diikuti dengan perkembangan perpustakaan universitas, perpustakaan akademi, perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus dan perpustakaan umum (Ensiklopedia Amerikana: 1978).
Dan pada awal tahun 1980-an, pengembangan perpustakaan berorientasi pada fungsi otomasi yang pada umumnya dilakukan oleh komputer mainframe dengan terminal tersebar di lembaga-lembaga besar. Pada awal 1990-an hampir semua bagian di perpustakaan didukung oleh otomasi. Misalnya saja dalam hal pengkatalogan, pengadaan, sirkulasi, jurnal dan data-data anggota perpustakaan. Dan pada tahun 2001 banyak perpustakaan melakukan kerjasama intensif dan sharing terhadap hasil-hasil dari komputer.
Proses perkembangan informasi semakin cepat tiap detiknya, banyak informasi tercipta di berbagai belahan dunia sejalan dengan laju perkembangan teknologi informasi (TI). Jika masa lalu koleksi perpustakaan diwarnai dengan koleksi daun lontar dan tablet tanah liat, sekarang paling dominan berupa koleksi tercetak, mikro, digital dan elektonik. Maka dari itu tidak heran jika nantinya koleksi perpustakaan didominasi oleh koleksi digital dan dapat diakses melalui internet. Dalam perkembangannya perpustakaan harus mampu memenuhi kebutuhan pemustaka dengan cepat, tepat dan efisien serta akurat. Sehingga mudah dalam temu kembali informasi dan dapat diakses dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal ruang dan waktu.
Perpustakaan harus bekerja keras dalam meningkatkan pelayanan dan juga fasilitas salah satunya dengan mendigitalkan sebagian koleksi perpustakaan. Brian Lang mengemukakan pendapatnya tentang digital library yaitu penggunaan teknologi digital untuk memperoleh, menyimpan, melestarikan dan menyediakan akses terhadap informasi dan materi yang diterbitkan dalam bentuk digital, hasil dari proses digitalisasi bentuk cetak, audiovisual, dan bentuk-bentuk lainnya. Yang bertujuan untuk memberikan akses kepada seluruh pemakai, yang tentunya berorientasi pada cara penyampaian dan penyebaran informasi yang cepat, akurat dan handal.
Meskipun demikian, teknologi informasi mempunyai kelebihan seperti kecepatan dan akurasi akses, pada sisi lain ia juga mempunyai kelemahan seperti biaya yang diperlukan dan biaya perawatan yang mahal. Teknologi memang terus berkembang namun media informasi dalam bentuk teks masih tetap banyak dimanfaatkan. Sebab, harganya relatif murah, tidak tergantung pada teknologi, dan mudah dipergunakan.
Pengembangan perpustakaan merupakan suatu pilihan untuk mengantarkan masyarakat ke arah masyarakat modern yang berperadaban. Kompetisi masyarakat ditentukan oleh kemampuannya dalam menganalisis situasi dan merespon setiap kebutuhan zaman. Salah satu cara untuk memenuhi hal ini adalah dengan cara pendidikan, sedangkan pendidikan dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan perpustakaan yang baik.
Perpustakaan yang andal di masa depan adalah perpustakaan yang berorientasi pada penerapan teknologi. Dalam hal ini perpustakaan digital merupakan perpustakaan yang dimotori oleh keunggulan teknologi. Sistem dan manajemennya telah didukung oleh teknologi serta koleksinya berbasis teknologi digital. Keberadaan perpustakaan digital memberi wajah baru bagi dunia perpustakaan serta digital library memiliki sistem pelayanan yang efisien, akurat dan cepat sehingga pemakai akan merasa nyaman dan puas.

Kemudahan akses informasinya yang semakin baik diharapakan dapat memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat dan didukung oleh seorang pustakawan yang handal dalam mengelola informasi serta perbaikan dalam kebijakan dan juga anggaran. Perlu dibuat sarana dan prasarana yang memadai untuk mewujudkan itu semua sehingga pemustaka dapat menikmati informasi yang disajikan dengan puas.

Wednesday 15 May 2013

Syiah Imamiyah As'ariyah

     Syi’ah Imamiyah 12 adalah sebuah kelompok yang berpegang teguh kepada keyakinan bahwa Ali adalah yang berhak mewarisi khilafah, dan bukan Abu Bakar, Umar atau Utsman r.a. Mereka meyakini adanya 12 imam.
    Dua belas Imam yang dijadikan Imam oleh dan untuk mereka adalah sebagai berikut:
1. Ali bin Abi Thalib r.a, digelari dengan “Al-Murtadha”, khalifah ke empat khulafaurrasyidin, menantu Rasulullah SAW, dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljim di Masjid Kufah pada tanggal 17 Ramadhan tahun 40 H.
2. Hasan bin Ali r.a., digelari “Al-Mujtaba”.
3. Husein bin Ali r.a., digelari “Asy-Syahid” (yang mati syahid).
4. Ali Zainal Abidin bin Husein (80-122 H), digelari “As-Sajjad”.
5. Muhammad Baqir bin Ali Zainal Abidin (wafat tahun 114 H), digelari “Baqir”.
6. Ja’far Shodiq bin Mohammad Baqir (wafat tahun 148 H), digelari “As-Shodiq” (sejati).
7. Musa Kadzim bin Ja’far Shadiq (wafat tahun 183 H), digelari“Kadzim” (yang mampu menahan diri).
8. Ali Ridha bin Musa Kadzim (wafat tahun 203 H), digelari“Ridha”.
9. Muhammad Jawwad bin Ali Ridha (195-226 H), digelari“Taqy” (yang banyak taqwa).
10. Ali Hadi bin Muhammad Jawwad (212-254 H), digelari“Naqy” (suci bersih).
11. Hasan Askari bin Ali Hadi (232-260 H), digelari “Zaky”(yang suci).
12. Muhammad Mahdi bin Muhammad Al-Askari yang digelari“Imam Muntadhar” (Imam yang dinantikan).

Diyaki

Sunday 21 April 2013

She aNd Library,,


Saya adalah mahasiswa UIN Jurusan ilmu perpustakaan, yang baru smt 4. disini saya akan menceritakan sedikit tentang kisah kakak angkat kita yang telah menemukan jati dirinya di bidang perpustakaan. Saya tertarik tentang cerita dirinya yang bisa memilih jurusan ilmu perpustakaan. Mengapa saya menceritakan orang lain tidak saya sendiri saja ? karena kalau kisah cerita saya tragis bagaimana saya bisa nyangsang/nyangkut dijurusan ini, jadi saya memutuskan untuk mengangkat cerita dari senior saja. Tidak usah lama-lama mari kita mulai simak,, awal kisah kita mulai dari TKP!!!!
Dia  dibesarkan di lingkungan yang sangat sederhana di sebuah desa yang jauh dari keramaian kota, background pendidikan kedua orang tuanya pun hanya sampai pada tingkat SMP. meski orang tuanya bukan dari kalangan yang mampu dan berintelek, tapi dia berkembang menjadi anak yang tergolong rajin membaca, dia sangat suka membaca, tak peduli bacaan apa saja yang dia temui pasti dia baca, dari buku-buku teksbook yang di pinjamkan sekolah hingga bungkus tempe dan koran bungkus ikan laut yang ibunya beli dari pasar pun sering  dia baca.
Disekolah adanya hanya LKS dan buku-buku teksbook saja tidak seperti sekarang yang sudah ada perpustakaan. Kedua orang tuanyapun merespon bahwa anaknya gemar membaca, kemudian merekapun membelikan buku-buku pelajaran yang biasanya digunakan bapak dan ibu guru. Diapun sangat senang, karna teman–temannya tidak mempunyai buku yang dia miliki, dan teman-teman pasti berkumpul belajar di rumah dia untuk mengerjakan tugas bersama. Karena buku-buku itulah prestasi belajarnya meningkat dan orang tuanyapun selalu menjanjikan untuk membelikan dia sebuah buku ketika dia mendapatkan ranking di kelas. Dari sinilah minat membaca dia semakin tinggi dan ingin terus maju untuk menjadi lebih baik.
Saat dia memasuki bangku SMP dia mulai dapat tersenyum manis karena SMP tempat dia bersekolah sudah mempunyai Perpustakaan. Hal ini jauh lebih baik dari pada kondisi ketika dia SD. Perpustakaan di SMP yang luasnya sekitar 2,5 X 6 M ini bisa di bilang sangat sempit, koleksinya sedikit memuat buku pelajaran dan sastra saja. Tak ada ensiklopedia ataupun karya-karya asing di rak perpustakaan. Jam pelayanannya hanya waktu istirahat saja ini dikarenakan belum ada petugas yang mengurusinya.  Bu Tri dan Bu heni adalah orang  selalu meluangkan waktu ketika jam istirahat untuk membuka pelayanan di perpustakaan. Setiap jam istirahat datang dia pasti bermain dengan buku-buku yang ada di perpustakaan mungil itu. Sering kali dia juga meminjam buku satra ketika tidak ada tugas sekolah. sedikit nakal juga, dia sering menggunakan kartu perpustakaan temannya untuk meminjam buku, dia pikir itu adalah cara nakal yang pintar dan bermanfaat.
Suatu sore ketika dia sedang asyik membaca sebuah novel karya Buya HAMKA, tenggelamnya Kapal Van der Wijk, bapaknya melihat buku yang sedang dia baca,beliau menegurku halus
“buku opo sing kok woco nduk??mbok yo buku pelajaran ae.ojo nganeh- aneh??”
Inilah awal kisah dia mencintai apa yang disebut itu buku kemudian kita lari kesaat terakhir dia SMA, Ketika akhir kelas 3 SMA, semua teman-temannya sibuk mengurus pendaftaran di Perguruan Tinggi tapi dia masih saja tak bergeming karena orang tuanya awalnya tak mengizinkan dia untuk melanjutkan belajar di luar Kota. Hingga ahirnya luluhlah hati kedua orang tuanya, om dan neneknya menyuruhnya menjadi guru saja namun kedua orang tuanya menyerahkan semua pada pilihan dia akan mengambil program study apa. Kenapa dia memilih ilmu peprustakaan karena di desa asalnya kebanyakan kuliah dengan program study PGSD dan Sastra Inggris saja , namun dia tidak mau mengikuti arus itu saja dia mencoba melawan arus itu dengan mengambil jurusan ini dan ingin memberitahukan bahwa bukan guru saja yang bisa sukses namun pustakawan juga bisa sukses.
Dia mengikuti UMPTN jalur Reguler Di UIN Sunan Klaijaga Yogyakarta. Kenapa dia memilih UIN karena yang pertama suka dengan kota Yogyakarta yang masih kental adat dan budayanya, kedua ingin memperdalam ilmu agamanya dan yang terakhir paling dekat dengan rumah. Pada awalnya Pend.Kimia sebagai Pilihan pertama Dan Ilmu Perpustakaan sebagai pilihan kedua, namun dalam hatinya berharap tidak diterima di pilihan pertama dan dia berharap diterima dipilihan kedua. Kenapa dia berharap diterima diperpustakaan karena dia tidak suka dengan pelajaran yang berhitung, sudah tahu gambaran perpustakaan itu apa dan gemar membaca buku. Dia juga suka dengan dunia public speaking dan diapun ingin mengembangkan skilnya itu didalam perpustakaan.
Alhamdulillah, Allah memang maha mengetahui. Dia di terima di Prodi Ipi.
Pada suatu perjalanan pulang kampung,, dia sempat ngobrol dengan kondektur bus yang tumpanginya,
“kuliah teng pundi mbak?”
“wonten jogja mas”
“ohh.. jogja. emange jupuk jurusan nopo??”
“ilmu Perpustakaan mas”.
“gek erep dadi opo? gajine ra sepiro to mbak, emange sampean betah jogo perpustakaan, sepi ngono??”
Ternyata perpustakaan dimata masyarakat sangatlah rendah dan profesi sebagai pustakawan di angaap tak berkualitas hanya di pandang sebelah mata sebagai profesi kelas dua. Namun dia  tak bisa diam dan pasrah begitu saja ketika orang lain berpendapat negatif tentang  perpustakaan dan segala yang terkait di dalamnya adalah hal yang tak bermutu. Dia yang memang orang sedikit cerewet dan bawel ini mulai beraksi berceloteh ria. Dia sedikit demi sedikit menjelaskan seperti apa sih perpustakaan itu. Mungkin apa yang dia lakukan tak akan berpengaruh besar namun setidaknya dia berharap dengan dakwah yang simple seperti ini (mungkin) bisa mengubah mind set  masyarakat terhadap brand image perpustakaan yang negativ di mata masyarakat.
Dia juga memiliki pengalaman yang tidak enak dengan petugas perpustakaan. Moment yang tak mengenakan hati, hal ini berawal ketika kelas mata kuliah pengantar ilmu perpustakaan, karena sang dosen sedang ada kepentingan maka kami ada kelas mandiri untuk mencari contoh kongkrit  dari definisi Data, informasi dan Pengetahuan. Saat itu dia berinisiatif untuk mengajak teman- teman untuk mncari informasi data base buku yang ada di perpustakaan. Ketika aku mengutarakan maksud untuk di tunjukan database koleksi bahan pustaka, rasanya apa yang dia sampaikan tak di dengarkan. Boro-boro di sambut senyum manis dari Raden Ngabei jogo Pustoko, ucapan salam dia saja tak di jawab. Beliau langsung mengangkat informasi yang bertuliskan “TIDAK MELANYANI KEGIATAN SIRKULASI. SISTEM DALAM PERBAIKAN”,yah itulah tulisan yang di hadapkan tepat di depan mukanya. Dalam hatinya menggerutu, dan sempat mengumpat pula karana memang baru kali ini dia menemui nabi informasi yang “serem”. Dan ironisnya tak hanya dia saja yang mengalami kejadian tak mengenakan dengan petugas perpustakaan, banyak teman-temannya yang juga mengalami nasib serupa tapi tak sama dengannya. Keluhannya semua sama yaitu:”KETIDAK NYAMANAN  AKIBAT KETIDAK RAMAHAN”. Sepertinya image  seram dan membosankan dari petugas perpustakaan ini telah tercover dalam fikirannya. Meski tak semua pustakawan seperti itu, tapi pepatah yang mengatakan karena nila setiitik rusak susu sebelanga ini bisa menjadi analogi yang cocok. Karena segelintir oknum di lembaga penyedia informasi ini berimage negativ, maka tak menutup kemungkinan akan berpengaruh terhadap pencitraan pustakawan lain sebut dia.
Berangkat dari peristiwa-peristiwa seperti itu dia ingin belajar dan belajar. Agar kelak nantinya dia bisa menjadi sosok pustakawan yang menyenangkan dan bisa menjadi pustakawan yang mampu memberikan senyuman ikhlas nan manis bagi orang-orang yang berinteraksi dengannya. Diapun memiliki fikiran untuk menjadikan pustakawan sebagi profesinya dan dosen sebagi pengabdiannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi. Dan akhirnya dia ingin Mengikrarkan Bahwa perpustakaan Adalah Tempat SURGA ILMU, Pustakawan adalah profesi  yang Menyenangkan PLUS Pemustaka itu Bukan lah SOSOK “cupu(nerd)”.
Dia adalah Ema Puji Lestari anak Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2010. Kakak tingkat yang berasal dari Kota Reog ini juga banyak beraktivitas diluar kampus. Ia banyak mengikuti kegiatan organsasi baik di lingkungan kampus dan luar kampus. Sebagai seorang aktivis, terkadang memang menyita waktu perkuliahan namun sejauh ini ia bisa memanage kegiatannya. Adapun sebagian pengalaman organisasi yang pernah ia ikuti antara lain
1.    Staff Administrasi Kopma UIN tahun 2010
2.   Staff Usaha Kopma UIN tahun 2011
3.   Wakabid Keuangan Kopma UIN 2012
4.   Pimpinan Redaksi  Bulletin Kecapi 2011/2012
5.   Anggota Pusat Studi Layanan Difabel 2010/2011

6.   Anggota komisi GPMB DIY tahun 2013- 2016

Thursday 21 February 2013

profesi pustakawan



JATI DIRI PUSTAKAWAN BUKAN MALU  UNTUK MENGAKUINYA
Perpustakaan adalah suatu lembaga atau tempat untuk menyimpan sumber informasi yang akan dilayankan kepada masyarakat pengguna, orang yang mengelola dibidang ini disebut pustakawan.
Bagaimana menjawab petanyaan orang awam tentang profesi pustakawan ini ialah dengan menjelaskan bahwa sesungguhnya seorang pustakawan tidak hanya identik dengan pekerjaan menata buku saja yang seperti kebanyakan orang bayangkan. Namun profesi ini adalah pekerjaan yang mulia setelah seorang bapak dan ibu guru karena pustakawanlah yang ikut menyukseskan UUD 45 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa ...... dengan menyediakan kebutuhan informasi yang semakin hari semakin bertambah dan berkembang dengan pesat hanya dengan hitungan detik, selain itu juga pustakawan adalah orang yang mampu menjawab problem yang terjadi sehari-hari dengan referensi yang dia punyai. Pustakawan sekarang tidak hanya mampu untuk menata buku saja dan mengolahnya untuk disajikan kepada masyarakat pengguna namun dengan yang mereka punyai dapat saja mengembangkan perpustakaannya didalam bidang tekhnologi informasi yang canggih dan dapat mengaksesnya dari mana saja dan kapan saja tanpa terhambat ruang dan waktu. Jadi pustakawan adalah profesi yang tidak boleh dipandang sebelah mata lagi  karena kontribusinya untuk perkembangan masyarakat saat ini yang haus akan informasi.
Sebenarnya anggapan orang awam tentang pustakawan dapat dilakukan oleh siapa saja itu adalah salah, karena tidak semua orang dapat menjadi pustakawan karena perlu pendidikan khusus untuk menjadi seorang pustakawan, pembekalan dan juga pelatihan yang tidak semua orang ketahui. Jadi seorang pustakawan adalah orang yang berpendidikan dibidangnya bukan orang asal yang dapat mengolah perpustakaan karena apabila tidak mempunyai ilmu khusus perpustakaan itu akan mati atau sepi pengunjung disinilah ilmu itu dipraktekkan guna untuk membangun perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini sehingga banyak masyarakat yang menggunakan layanan jasa perpustakaan.
Sebagai seorang pustakawan hendaknya jangan banyak mengeluh dengan apa yang sudah terjadi namun harus bangkit dan merubah semua yang ada disekitarnya menjadi lebih baik dan meningkatkan layanan untuk masyarakat pengguna dengan ilmu yang dia punyai. Pustakawan itu harus menciptakan prestasi yang gemilang guna untuk menarik minat para pemustaka untuk datang keperpustakaan dan memanfaatkan jasanya.

Wednesday 20 February 2013

mimpi

hidup ini cuma ibarat sekedar singgah untuk minum ibarat air embun yang menetes dari daun saat sang fajar telah meninggi  jadi jangan dibikin susah dan jangan dibikin repot,,,
gapailah semua yang qmu inginkan didunia ini dan pelajarilah semua yang bermanfaat,, manfaatkan waktu sebaik mungkin jangan menyia-nyiakan DIA,,,,,,